Maju
mundurnya suatu bangsa tergantung dari Sumber Daya Manusia yang ada didalamnya
sebagai warga Negara. Jika Sumber Daya Manusianya berkualitas maka berkualitas
jualah bangsa tersebut begitu juga sebaliknya dan untuk menjadikan warga Negara
atau SDM yang berkualitas maka diperlukanlah metode pendidikan yang mumpuni,
hanya dengan pendidikanlah suatu SDM bisa tumbuh dan berkembang dalam
koridornya.
Dalam
agama islam, ada satu bulan yang lebih baik dari bulan – bulan lainnya, ya
bulan ramadhan namanya. Di bulan ramadhan ummat islam yang beriman diwajibkan
untuk berpuasa. Sebagaimana telah disebutkan dalma surat al-baqoroh ayat 183 : “Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,”
Dari
ayat diatas kita dapat disimpulkan bahwa tujuan orang – orang yang beriman
berpuasa adalah untuk bertaqwa. Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa
bertaqwa adalah menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya. Rasanya simple
sekali ya, untuk meningkatkan taqwa hanya dengan berpuasa.
Tapi,
kenapa ya? Jika hanya dengan berpuasa,ko dikhususkan hanya untuk orang – orang yang
beriman saja? Bukankah orang – orang yang belum beriman juga bisa melakukannya?
Ternyata kawan – kawan puasa disini bukan hanya puasa untuk menahann lapar dan
dahaga saja tetapi puasa disini adalah puasa segalanya.
Puasa
sagalanya? Yaaa. Mari kita jabarkan sedikit demi sedikit.
Dengan
berpuasa kita akan mampu meredam hawa nafsu yang sedang menggelora, makanya
nabi saw bersabda “Wahai para pemuda! Barangsiapa yang sudah memiliki kemampuan
(biologis maupun materi), maka menikahlah. Karena hal itu lebih dapat menahan
pandangan dan menjaga kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu (menikah),
maka hendaklah dia berpuasa karena hal itu menjadi benteng baginya”. HR.
Bukhori, no. 5066. Muslim, no. 1400.
Dengan
berpuasa hanya menahan lapar dan dahaga saja akan mampu meredam dan menjadi
benteng dari gejolaknya hawa nafsu ya. keren. Lalu cukupkah dengan itu saja
untuk mencapai ketaqwa? Ohh. Ternyata tidak kawan – kawan, kita juga harus
berpuasa dari lisan, telinga, mata, hari dan pikiran kita.
Kita
harus berpuasa dari lisan. Bukan berarti kita harus mogok ngomong ya, tetapi
kita harus berpuasa dari mengghibah atau mengomong – omongkan orang lain. Baik itu
ngomong – ngomongkan kebaikannya maupun keburukannya. Tuh.kan.. kebaikannya
saja dilarang di omongkan apalagi keburukannya.
Jika
kita mengomong – omongkan kebaikan orang lain berarti kita telah menyangka –
nyangka yang belum tentu orang itu seperti itu dan sebaliknya jika kita
mengomong keburukan orang lain, jelas ini adalah sutu perbuatan tercela. Jadi berpuasalah
dari berghibah.
Kita
harus berpuasa dari telinga. Bukan juga kita harus menutup telinga, tetapi kita
harus berhenti dari mencari cari tau kesalahan orang lain atau kepo kalo bahasa
sekarangmah. Lagian buat apa informasi yang kita dapatkan dari kepo tersebut,
apakah bermanfaat? Apakah bisa mengeyangkan atau memberi umung panjang? Tidak sama
sekali yang ada kita menjadi kepikiran terus dan menjadi beban dibenak. Jadi yuk
berpuasa dari kekepoan.
Kita
harus berpuasa dari mata kita. Apakah kita harus menutup mata kita seharian
atau menggunakan kaca mata kuda supaya bisa lurus terus kedepan? Tentu saja
bukan begitu penafsirannya. Berpuasa dari mata adalah kita harus mampu menahan
pandangan kita terhadap lawan jenis atau terhadap yang buruk buruk. Mata kita
jangan diumbar jangan asal lihat aja padahal itu adalah isrtri orang nanti
bakal ditampar suaminya. Karena nafsu diawali dengan pandangan turun ke nafsu
hehe.
Sebagaimana firman Allah SWT : ”Katakanlah
kepada laki-laki yang beriman,’Hendaklah mereka menahan pandangannya dan
memelihara kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.’” (QS. An-Nur [24]
: 30). Jadi yuk ahh kawan kita berpuasa dari mata yang liar.
Kita
harus berpuasa dari hati dan pikiran kita. Lohh? Ko begitu? Apakah kita tidak
boleh memiliki perasaan dan idak boleh berfikir? Hehee bukan begitu kawan. Hati
dan pikiran ini adalah tempat memfilter dan mengolah data yang dimuat oleh
mata. Maka hasil dari itu timbullah rasa dan pikiran pikiranyang membayangkan
sesuatu yang membahayakan. Maka oprang yang hati dan pikiran hidup mereka akan
melibatkan semuanya untuk mencerna sesuatu. Dan akan selalu mengikit apa kata
hati, karena di hatilah sumber dari semua kebaikan dan kebenaran, bagaimana
tidak coba kita renungkan, ketika kita akan melakukan sesuatu hal yang jahat
apapun itu maka hati kita akan selalu berkata jangan lakukan dan jangan
lakukan. Maka yuk ikuti kata hari dan berpuasa daripikiran negative.
Dari
uraian diatas, maka kita bisa menyimpukan bahawa benar kalo berpuasa adalah
satu cara untuk meningkatkan ketaqwaan kita terhadap sang ilahi. Maka jika kita
sukses menjalankan amaliah ramadhan ini dan yang disebutkan diatas itu, maka
kita dengan otomatis telah terdidik dibulan ramadhan ini serta setelah keluar
dari bulan ramadhan maka seharusnya kita menjadi manusia baru yang lahir dengan
kualitas yang mumpuni karena telah berhasil di didik.
Comments
Post a Comment
Silahkan Berkomentar dan Sesuai dengan Topik Pembahasan...